
Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) Mulya E Siregar menjelaskan, penyebab mahalnya penyaluran dana bank syariah yang dikenakan kepada masyarakat.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), porsi dana murah perbankan syariah masih di kisaran 37%-48% , sedangkan perbankan konvensional di kisaran 52%-57%. Hal ini menunjukkan bank syariah masih beroperasi dengan dana mahal, sedangkan bank umum sudah mampu beroperasi dengan dana murah karena CASA-nya di atas 50%.
“Pada 2020, rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) dari tabungan bank syariah berada pada posisi 48,44% sedangkan pada Januari 2021 berada di 47,01%,” jelas dia dalam webinar, Kamis (21/5).
Berdasarkan data tersebut bisa dilihat kalau perbankan syariah beroperasi dengan mengandalkan dana mahal, alias mengalami ketergantungan pada deposito. Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi bank syariah karena kalau bertumpu pada dana mahal, maka pricing bank syariah menjadi tidak kompetitif.
“Konsekuensi dari perhimpunan dana mahal, maka penyalurannya juga menjadi mahal,” jelas dia.
Perbankan syariah harus mampu meningkatkan dana murah melalui peningkatan tabungan wadiah dengan pendekatan yang baik kepada hijrah community dan layanan digital yang 24/7 (24 hours/7 days a week). Karena tanpa dana murah, perbankan syariah akan kesulitan untuk bersaing dengan perbankan konvensional
Di sinilah keunggulan perbankan syariah dibandingkan konvensional. Dia mencontohkan pada BSI, komposisi tabungan wadiah sebesar 33,41% dengan CASA sebesar 57,76%.
“BSI telah mencobanya melalui spritual (waktu salat, kiblat, Alquran, lokasi masjid), sosial (zakat, infak, sedekah, wakaf, qurban), finansial (transfer, pembayaran, top up e-wallet, e-commerce, international remittance). Ini kuncinya adalah digital banking. Sehingga nasabah bisa bertransaksi di manapun dan kapanpun.
Sementara pengamat perbankan syariah Achmad Riawan Amin mengatakan, CASA cenderung akan memengaruhi rate yang dikenakan kepada nasabah. Makanya, dia berharap manajemen bank syariah bisa melakukan berbagai terobosan untuk memperbaiki CASA.
“Perlu ada terobosan untuk memperbaiki CASA sehingga akan semakin banyak nasabah yang tertarik mempergunakan layanan bank syariah,” harap dia.
Related Posts
Tarik tunai tanpa kartu Bank Muamalat sudah bisa di Indomaret
Bank Muamalat dan Muamalat Institute gelar program CSR
BI ubah pemenuhan giro wajib minimum bagi bank syariah dan UUS
Volume transaksi pengelolaan kas Bank Muamalat tumbuh dua digit
CIMB Niaga Syariah kerja sama pembiayaan syariah dengan UNUSA
No Responses