
Penyelenggara teknologi finansial syariah yang melayani pembiayaan berbasis peer-to-peer financing syariah, Ethis, memutuskan untuk memperluas sektor pembiayaan selama pandemi Covid-19. Jika sebelum pandemi, Ethis fokus pada pembiayaan sektor perumahan murah, tetapi semenjak pandemi diperluas ke sektor UKM hingga ekonomi kreatif.
CEO Ethis Ronald Yusuf Wijaya mengatakan, di awal Ethis fokus pada pembiayaan sektor properti. Makanya Ethis banyak menjalin kerja sama dengan sejumlah pengembang. Tetapi sejak masa pandemi, pertumbuhan industri sektor properti cenderung stagnan atau bahkan turun. Akhirnya pihaknya memutuskan untuk memperluas sektor usaha dalam menyalurkan pembiayaan.
“Awalnya rumah murah dan infrastruktur karena harga rumah murah di Indonesia sangat terjangkau. Tetapi sejak era pandemi, kami menyesuaikan diri dengan juga masuk ke sektor UKM dan ekonomi kreatif,” jelas dia dalam webinar, Selasa (18/5).
Misalkan saja UKM yang memiliki proyek pengadaan alat kesehatan. Pada saat sekarang, UKM sektor usaha ini memiliki banyak permintaan alat kesehatan. Di sisi lain, mereka kesulitan pendanaan untuk pengadaannya. Dari situlah Ethis masuk dan menawarkan proyek tersebut kepada komunitas investor.
Saat ini, total users di Ethis lebih dari 12.000 dari 59 negara. Di mana sebagian besar investor berasal dari luar negeri, seperti Singapura (58,37%), Malaysia (15,51%). Bahkan selama Covid-10 investor dari Inggris dan Saudi Arabia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.
“Akad yang digunakan untuk pembiayaan proyek secara urunan adalah musyarakah. Di mana pelimpahan kuasa dari pihak pertama dalam hal ini penerima dana (borrower) kepada pihak kedua yang ditunjuk, yaitu Ethis. penerima dana akan menunjuk Ethis untuk mencarikan pendana (lender) potensial untuk membiayai proyek/pekerjaan. Penerima dana kemudian memberikan/ujrah atas jasa tersebut,” papar dia.
Terkait masa depan fintech syariah, dia mengaku ekonomi syariah sudah erat dengan teknologi, tetapi indonesia bisa dikatakan sebagai sleeping giant. Di mana Indonesia mempunyai populasi muslim yang besar dan di sisi lain ghirah ekonomi syariah sedang berkembang bahkan dari level pemerintah juga ikut mendorong.
“Kita ini bukan hanya top down tetapi juga bottom up. Kita punya keunikan, masyarakat mempunyai hijrah movement. Di sisi lain ekonomi syariah di Indonesia juga banyak di-endorse pemerintah. Ini harus dimanfaatkan bersama,” papar dia.
Related Posts
Inklusi keuangan syariah di Palangka Raya menyasar ke majelis taklim
OJK beri izin usaha perusahaan pergadaian syariah PT Gadai Syariah Berkat Bersama
Peluang dapatkan penghasilan tambahan, AMITRA beri peluang individu jadi rekanan
Sandiaga Uno ajak pelaku usaha memanfaatkan program AKSES
Lini bisnis syariah FIF catat pertumbuhan pembiayaan sebesar 368,42%
No Responses