
Pandangan soal institusi keuangan syariah susah berkembangnya agaknya mulai terpatahkan secara perlahan. Salah satunya sejak pemerintah memberikan lampu hijau kepada Bank Perkreditan Rakyat (BPR)/Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) untuk bekerja sama dengan perusahaan fintek P2P lending agar mampu mengakselerasi penyaluran kredit ke daerah, sampai digadang-gadang jadi penghubung sentral ekosistem.
Dukungan diiringi aksi nyata pemerintah ini rupanya direspons dengan cepat oleh fintek P2P lending syariah ALAMI dengan langsung memacu kerja sama ke berbagai institusi perbankan daerah. Baru-baru ini, ALAMI meresmikan kerja samanya dengan BPR Syariah Sukowati Sragen. Di mana pihak BPRS akan menjadi institutional funders perdana di sektor BPR Syariah dengan pola channeling di platform ALAMI.
“Sebetulnya kami sudah lakukan penjajakan dengan beberapa fintek, namun yang kami rasa paling mengena dan selaras visi misi serta nilainya adalah ALAMI ini. Kami memandang, meski masih muda, ALAMI sudah punya prestasi yang luar biasa banyak bahkan melampaui institusi keuangan syariah yang sudah lama berdiri. Ini artinya, ada potensi besar yang harapannya membawa manfaat juga untuk pengembangan BPRS, nasabah serta ekosistem perbankan syariah secara luas,” tutur Direktur Utama BPRS Sukowati Sragen (Bank Syariah Sragen) Fakhruddin Nur, dalam keterangan tertulisnya (5/5).
BPRS Sukowati Sragen memiliki 9 kantor cabang yang tersebar di lima kabupaten, meliputi Solo Raya dan Purwodadi. Adapun, saat ini BPRS Sukowati memiliki lebih dari 2.000 nasabah. Di mana 74,87% atau 1.400 nasabah merupakan pelaku UMKM di segala sektor.
Fakhruddin menuturkan, UMKM di Sragen cukup bervariasi. Sampai 2020 terdapat 19.568 usaha di Sragen yang didominasi industri makanan dan minuman sebanyak 7.436 industri makanan dan 587 industri minuman. Di susul industri kerajinan 4.305, industri kimia dan bahan bangunan 2.935, industri logam, mesin dan alat berat sebanyak 2.348, dan industri konveksi sebanyak 1.957.
Pihaknya mengakui, komparasi BPR dan BPR Syariah di Jawa Tengah sendiri masih timpang, termasuk penyaluran pendanaannya.
“Jika dibandingkan, per Juli 2020 lalu, BPR menyalurkan pembiayaan sebesar Rp6 triliun. Di mana Rp2.4 triliun untuk modal kerja UMKM. Sementara itu, penyaluran pembiayaan untuk modal kerja baru di BPR Syariah baru Rp284,7 miliar, atau sebesar 57,46% dari total pembiayaan yang disalurkan BPRS yaitu sebesar Rp495,54 miliar. Secara jumlah pun, di Jawa Tengah BPR itu jumlahnya ada lebih dari 200, dan di Solo Raya hanya ada delapan BPRS. Ini tantangan sebagai pelaku industri, bagaimana agar semakin banyak nasabah mengakses pembiayaan syariah melalui kami. Tentu dengan dukungan fintek yang punya histori bagus, harapannya bisa menaikkan rasa percaya nasabah,” lanjutnya.
Untuk jangka pendek, kami memproyeksi bisa menyalurkan 10% dari total Rp172,1 miliar outstanding credit perbankan untuk objek pendanaan di ALAMI. Dari sini tentu harapannya bisa terus naik seiring evaluasi bersama,” tambah Fakhruddin.
Sementara CEO ALAMI Dima Djani menuturkan, pihaknya sudah lama menantikan mekanisme kerja sama ini
diresmikan oleh pemerintah.
“Aksi ini adalah ikhtiar ALAMI untuk menjalankan amanat dari program dan arahan pemerintah. Di sisi lain, buat kami ini adalah simbiosis mutualisme bagi dengan BPR, baik yang konvensional, khususnya syariah. Kita bisa saling melengkapi kekurangan masing-masing, fintek bisa support dari sisi sharing teknologi, analisis risiko digital, dan akusisi customer lebih cepat. Di sisi lain, kami juga butuh dukungan untuk mengenal profil nasabah di daerah, serta
akses ke area-area lebih luas. Ini kolaborasi yang penting agar kelak nasabah di pedesaan pun bisa
mengenal produk keuangan digital yang lebih variatif ke depannya,” tutur Dima.
Sebagai informasi, ALAMI saat ini juga telah menjalin kemitraan dengan tujuh BPR yang tersebar di Jabodetabek dengan pola channeling. Kerjasama yang dijalin ALAMI dengan BPR dan BPRS ini selaras dengan program dan arahan OJK yang tentunya akan menjadi simbiosis mutualisme antarkedua belah pihak.
Kepercayaan yang didapat ALAMI dari BPR/BPRS juga merupakan buah dari prestasi dan pertumbuhan bisnis yang signifikan dari ALAMI. Per kuartal 1 2021, ALAMI mencatatkan peningkatan penyaluran pembiayaan hingga 20 kali lipat dibandingkan tahun 2020. ALAMI juga baru-baru ini mendapat penghargaan sebagai ‘Best P2P Financing Platform’ tahun 2020 oleh The Asset Triple A Awards serta ‘Best Islamic P2P Finance Platform’ oleh IFN Fintech.
Dalam kunjungannya ke kota Solo dan Sragen, ALAMI juga bertemu dengan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Pertemuan ini merupakan inisiasi awal tentang rencana ALAMI untuk memberikan sosialisasi literasi keuangan dan pemanfaatan teknologi untuk mendukung usaha UKM di Kabupaten Sragen.
“Kami mendapat sambutan sangat hangat dari pihak Pemkab Sragen, sehingga kami tergerak untuk melanjutkan kegiatan ini dengan mengajak rekan penyedia platform digital lain seperti penyedia jasa layanan Point of Sales/ Aplikasi Kasir Modern dan penyedia jasa layanan Management Delivery Order System. Tahap pertama, dalam waktu dekat adalah dengan sosialisasi UKM dan UMKM di industri makanan dan warung/kelontong,” kata Dima.
Related Posts
Tarik tunai tanpa kartu Bank Muamalat sudah bisa di Indomaret
Inklusi keuangan syariah di Palangka Raya menyasar ke majelis taklim
OJK beri izin usaha perusahaan pergadaian syariah PT Gadai Syariah Berkat Bersama
Bank Muamalat dan Muamalat Institute gelar program CSR
BI ubah pemenuhan giro wajib minimum bagi bank syariah dan UUS
No Responses