Hebat, PKH ITS masuk 10 besar pendamping aktif LP3H

Proses verifikasi dan validasi untuk sertifikasi halal skema self declare UMKM Roti Bonbon oleh Wakil Ketua PKH ITS Nur Aini Rakhmawati (kanan). Foto its.ac.id

Pusat Kajian Halal (PKH) Institut Teknologi Surabaya (ITS), menjadi satu-satunya perguruan tinggi negeri (PTN), di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang menduduki peringkat 10 besar pendamping aktif Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H) Nasional.

Wakil Ketua PKH ITS Nur Aini Rakhmawati mengatakan, peringkat tersebut diperoleh PKH ITS dengan 132 pendamping halal aktif yang memiliki persentase 2,40% dari total 10 besar pendamping aktif. Dengan peringkat dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) tersebut, PKH ITS mendapatkan 24.000 kuota khusus sertifikasi halal untuk 2023.

“Dengan kuota tersebut, kami mendapatkan pendanaan dari Kementerian Agama sesuai kuota yang diberikan,” jelasnya, seperti dilansir dari laman resmi ITS.

Peringkat tersebut didapatkan ITS atas kerja sama dosen dan mahasiswa yang tergabung dalam 18 tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Sertifikasi Halal. Mereka diberi pelatihan untuk menjadi pendamping sertifikasi halal. Melalui pelatihan ini, para dosen dan mahasiswa tersebut diberikan pengetahuan tentang proses sertifikasi produk halal untuk membantu masyarakat.

Setelah menerima pelatihan, para tim KKN Abmas diberi tugas untuk mendampingi UMKM mendapatkan sertifikasi halal secara langsung sebagai syarat kelulusan. Selama prosesnya, PKH ITS terus mendampingi melalui monitoring oleh dosen maupun proses validasi data oleh PKH. Aini menyebut, mereka bukan hanya melatih, namun juga melakukan pembinaan secara bertingkat.

Meski baru bergabung menjadi LP3H pada Agustus 2022, PKH ITS telah berhasil membantu mengeluarkan 204 sertifikat halal untuk UMKM dalam empat bulan. Tidak hanya UMKM di Surabaya, tetapi juga menyebar ke Kediri, Pamekasan, hingga Pasuruan.

“Kami ikut mengembangkan Kawasan Halal Kediri, Kawasan Edu Wisata Garam, hingga wisata kurma,” lanjutnya bangga.

Meski sempat mengalami kendala akibat banyak pihak UMKM yang belum terlalu melek teknologi dan pengajuan sertifikasi halal yang dikembalikan, namun para pendamping dapat mengatasi masalah tersebut dengan baik. Sayangnya, masih terdapat antrean komisi fatwa yang cukup panjang sehingga sertifikat halal baru didapatkan setelah dua atau tiga bulan diproses.

Alumnus Teknik Informatika ITS ini berharap, PKH ITS dapat memenuhi target kuota yang ada melalui berbagai program yang akan segera diluncurkan, salah satunya Gerakan Seribu UMKM Halal. Selain itu, dosen kelahiran 1982 ini berharap agar banyak mahasiswa yang bergabung dengan PKH ITS untuk menjadi pendamping sertifikasi halal. Terakhir, Aini mengharapkan adanya kebijakan dari BPJPH agar antrean komisi fatwa menjadi tidak terlalu panjang.

“Sehingga proses sertifikasi halal bisa menjadi lebih cepat,” tandasnya penuh harap.

 

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dalam rangka mempercepat proses kemandirian dan meningkatkan kuantitas berita yang ditayangkan di portal kesayangan Anda ini, kami mengharapkan kesediaan Anda untuk berdonasi melalui:

Bank Syariah Indonesia (dahulu Bank Syariah Mandiri): (451) 703 908 1002

Terima kasih atas perhatiannya, sekecil apapun perhatian Anda, pasti kami hargai. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses