
Kementerian Perdagangan berupaya meningkatkan ekspor produk halal ke pasar Timur Tengah. Sebab, beberapa negara Timur Tengah menjadi negara dengan konsumsi produk halal terbesar di dunia, antara lain Mesir untuk makanan halal, Arab Saudi untuk farmasi dan kosmetik halal, serta Iran dan Arab Saudi untuk fesyen muslim.
Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Nurlaila Nur Muhammad, saat menjadi pembicara pada “Focus Group Discussion (FGD) Peluang Ekspor Produk Halal ke Pasar Timur Tengah” secara virtual, Senin (1/11).
“Produk halal Indonesia semakin diminati di mancanegara. Sehingga, pemerintah akan terus berupaya meningkatkan ekspor produk halal ke Timur Tengah, mengingat beberapa negara menjadi konsumen produk halal terbesar di dunia,” kata Nurlaila, seperti dilansir dari kemendag.go.id, Rabu (3/11).
Nurlaila menyebutkan, negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia ke Timur Tengah, yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, dan Saudi Arabia. Pangsa ekspor nonmigas ke tiga negara tersebut tercatat sudah lebih dari 75%. Ekspor nonmigas Indonesia ke Timur Tengah didominasi produk turunan crude palm oil (CPO), perhiasan, dan otomotif.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor produk halal Indonesia ke Timur Tengah pada Januari-Agustus 2021, tercatat sebesar US$281,1 juta atau sebesar 7,15% dari total ekspor nonmigas Indonesia ke Timur Tengah. Ekspor produk halal tersebut didominasi produk makanan dan minuman (mamin) olahan yang mencapai 68,92% .
“Permintaan produk halal Timur Tengah pada 2020 mencapai US$46,6 miliar. Meskipun mengalami penurunan, namun permintaan produk halal Timur Tengah masih mengalami tren peningkatan rata-rata 1,01% per tahun selama 2016-2020. Indonesia baru memasuki 1,01% dari permintaan produk halal Timur Tengah. Hal tersebut merupakan peluang yang harus dimanfaatkan para pelaku ekspor Indonesia,” jelas Nurlaila.
Pada 2020, permintaan produk mamin halal Timur Tengah dari dunia mencapai US$15,6 miliar. Permintaan tersebut didominasi makanan olahan lainnya, waffles dan wafer, serta olahan buah dan sayur. Sementara, permintaan produk farmasi mencapai US$14,3 miliar dan didominasi oleh vaksin. Sedangkan, permintaan pakaian jadi di Timur Tengah pada tahun yang sama tercatat sebesar US$11,9 miliar, serta kosmetik dan parfum tercatat sebesar US$4,8 miliar.
“Kami berharap melalui penyelenggaraan FGD ini baik pemerintah maupun para pelaku usaha, dapat saling berbagi pengalaman, sehingga dapat menghasilkan solusi bagi peningkatan ekspor produk halal Indonesia ke pasar Timur Tengah,”pungkas Nurlaila.
Managing Director PT Bahtera Arta Raharja Global (Bargo) Arif Budiman Moeis menambahkan, para pelaku usaha perlu memperhatikan sertifikat halal.
“Pasar Timur Tengah sangat memperhatikan sertifikasi halal produk yang masuk ke pasar di negara-negara mereka. Para pelaku usaha diharapkan lebih teliti melihat daftar sertifikasi yang diakui di pasar Timur Tengah,” imbuh Arif.
Pada 2020, Timur Tengah memiliki populasi sebanyak 443,1 juta jiwa. Ekspor Timur Tengah ke pasar global pada 2020 tercatat sebesar US$797 miliar atau 4,6% dari ekspor dunia. Sedangkan, impor Timur Tengah dari dunia pada 2020 tercatat sebesar US$819,4 miliar atau 4,7% dari impor dunia. Gross domestic product (GDP) Timur Tengah tercatat sebesar US$3.782 miliar atau 4,5% dari GDP dunia.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dalam rangka mempercepat proses kemandirian dan meningkatkan kuantitas berita yang ditayangkan di portal kesayangan Anda ini, kami mengharapkan kesedian Anda untuk berdonasi melalui:
Bank Syariah Indonesia (dahulu Bank Syariah Mandiri): (451) 703 908 1002
Terima kasih atas perhatiannya, sekecil apapun perhatian Anda, pasti kami hargai. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
No Responses