
Harapan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat halal dunia atau global halal hub dan produsen produk halal terbesar di dunia, adalah cita-cita yang sangat rasional. Hal itu mengingat Indonesia memiliki sejumlah modal halal yang potensial.
“Menjadikan Indonesia sebagai global halal hub dan produsen produk halal terbesar di dunia adalah sangat rasional. Kami memiliki apa yang saya sebut modal halal.” kata Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama, Mastuki, dalam The 5th International Conference on Halal Industry and Islamic Economy yang diadakan oleh Pusat Unggulan Iptek, Institute for Halal Industry and System, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sabtu (6/11).
Dari segi modal agama dan demografi, lanjutnya, Indonesia memiliki jumlah umat Islam terbesar di dunia, mencapai 209,1 juta jiwa atau sekitar 13,1% umat Islam dunia. Dengan jumlah tersebut, kebutuhan akan produk halal tentunya akan semakin meningkat dan semakin menantang. Apalagi secara global, kebutuhan akan produk halal, baik makanan olahan, produk pertanian, kosmetik, obat-obatan dan farmasi, serta fashion dan consumer goods semakin meningkat dari tahun ke tahun
“Produk halal telah menjadi bagian dari bisnis dunia dengan nilai yang sangat besar dan menjanjikan, tidak hanya di kalangan komunitas Muslim tetapi juga non-Muslim. Tidak hanya menjadi perhatian negara-negara Islam tetapi juga negara-negara sekuler atau negara-negara minoritas muslim,” imbuh Mastuki.
Modal lainnya, lanjut Mastuki, adalah modal sosial dan budaya. Munculnya tren gaya hidup halal, kreativitas masyarakat dalam membuat berbagai produk, kekayaan kuliner dan produk unggulan atau makanan khas daerah, ketahanan masyarakat dalam menghadapi kesulitan, tradisi gotong royong, dan lainnya merupakan beberapa penyangga industri halal Indonesia yang berpotensi untuk ditingkatkan.
“Yang tidak kalah penting adalah modal manusia. Kami memiliki perguruan tinggi dengan ribuan akademisi, peneliti, dan praktisi halal. Pelaku industri halal, auditor halal, pengawas halal, penyembelih halal, koki halal adalah kekuatan pendorong dan pengungkit untuk menerapkan sertifikasi halal,” papar dia seperti dilansir dari halal.go.id
Sumber daya manusia ini merupakan kombinasi dari pengetahuan, kemampuan, pengalaman, jaringan, dan keterampilan yang sangat penting dalam mendukung pengembangan industri halal di Tanah Air.
Lebih lanjut, Mastuki mengatakan, konsekuensi dari kewajiban sertifikasi halal untuk produk (baik barang maupun jasa) sangat penting. Di satu sisi, kewajiban ini memastikan produk yang dikonsumsi dan digunakan masyarakat terjamin kehalalannya. Namun di sisi lain, kewajiban ini menjadi tugas besar pemerintah untuk menghubungkan banyak rantai nilai halal yang saat ini tersebar ke berbagai sektor.
“Untungnya, Indonesia memiliki peta jalan untuk mengembangkan ekonomi syariah dan industri halal nasional. Salah satu poin penting dari roadmap ini adalah menjadikan Indonesia sebagai global halal hub,” jelasnya.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dalam rangka mempercepat proses kemandirian dan meningkatkan kuantitas berita yang ditayangkan di portal kesayangan Anda ini, kami mengharapkan kesedian Anda untuk berdonasi melalui:
Bank Syariah Indonesia (dahulu Bank Syariah Mandiri): (451) 703 908 1002
Terima kasih atas perhatiannya, sekecil apapun perhatian Anda, pasti kami hargai. Wassalamualai Warahmatullahi Wabarakatuh.
No Responses