
Managing Partner Inventure Yuswohady memaparkan tanggapan positif generasi milenial muslim terhadap kehalalan dan pilihan investasi selama masa pandemi.
Studi yang dilakukan Crescent Rating dalam Halal Food Lifestyle Singapora 2021 membagi respons konsumen terhadap sign ‘No Pork, No Lard’ dalam tiga kategori, positif, netral dan negatif, tetapi mayoritas merespons negatif. Artinya, simbol ini tidak cukup kuat dalam hal branding halal. Komentar mayoritas yang muncul, salah satunya mamaparkan bahwa sign tersebut hanya tanda agar konsumen muslim mau mampir ke restoran.
Dalam hal menilai kehalalan makanan, konsumen mengidentifikasikan tiga tahapan halal. Pertama doubtful halal assurance dengan menampilkan sign ‘No Pork, No Lard’ dengan ditambah interior muslim yang berlebihan (foto masjid, muslim arab, dll)
Kedua, reasonable assurance. Contohnya makanan-makanan yang memang dijual di negara/area mayoritas muslim. Misalkan saja ketika berlibur ke Bali, muslim traveler akan lebih selektif memilih makanan dibandingkan ketika di Jogja.
Puncaknya yaitu strong halal assurance. Di mana pemilik resto menggunakan label halal untuk membangun kepercayaan brand. contohnya dengan menampilkan sertifikasi MUI di resto.
Sementara terkait safety, konsumen milenial dan Gen Z merasa tidak cukup pada aspek kesehatan saja. Terlebih di tengah situasi yang tidak pasti karena pandemi ini. Milenial juga memikirkan keamanan di masa depan.
“Hal ini berdampak pada preferensi baru milenial dalam hal berinvestasi. Investasi yang bernuansa syariah kian diminati. Sebagai contoh sukuk ritel seri 007 yang dikeluarkan oleh DJPPR pada 2020 yang mencatatkan volume pemesanan pembelian Rp5,42 triliun dengan jumlah investor 16.992,” papar dia.
Penjualan ini merupakan terbanyak selama penjualan sukuk tabungan. Sisi safety yang ditawarkan, yaitu investasi ini merupakan program pemerintah sehingga kepastian mengenai return tidak perlu diragukan lagi. Selain itu, dengan prinsip syariah, pengelolaan dana investasi akan digunakan untuk gotong royong memulihan ekonomi Indonesia.
Selain sukuk, investais emas juga dianggap menarik oleh milenial. studi dari Populix, emas menempati peringkat kedua tren investasi yang muncul pada 2021. Hal ini dikarenakan emas menawarkan, safety yaitu berupa harga yang cenderung stabil diberbagai krisis, termasuk saat pandemi ini.
No Responses