
Hukum memberikan zakat pada nonmuslim (sekalipun miskin dan fakir), dalam hal ini para ulama berbeda pendapat.
Pertama, ulama dari kalangan Mazhab Syafi’i mengatakan tidak boleh memberikan zakat pada nonmuslim, baik itu zakat fitrah maupun zakat mal. Pasalnya, nonmuslim tidak berhak menerimanya. Pun jika diberikan pada non muslim, maka tidak sah hukumnya. Dalam fikih yang berhak menerima zakat ialah orang muslim. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam Syafi’i dalam kitab Al-Umm:
وليس له في الفريضة من الصدقة حق
”Nonmuslim tidak berhak menerima sedekah wajib.”
Dilansir dari laman resmi bimasislam.kemenag.go.id, pendapat senada juga dikatakan oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab zakat tidak boleh diberikan kepada nonmuslim, baik berupa zakat fitrah maupun zakat harta. Menurut Imam Nawawi para ulama dari mazhab Syafi’i sepakat dalam persoalan zakat tidak diperkenankan diberikan kepada nonmuslim.
ولايجوز دفع شئ من الزكوات الي كافر سواء زكاة الفطر وزكاة المال وهذا لا خلاف فيه عندنا
”Dan tidak boleh memberikan zakat kepada nonmuslim, baik zakat fitrah maupun zakat harta. Ini tidak ada perbedaan di antara kami ulama Syafi’iyah.”
Adapun dalil tentang larangan menyalurkan zakat pada nonmuslim, ialah hadits Nabi Riwayat Imam Bukhari dan Muslim, saat mengutus sahabat Mu’adz bin Jabal. Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa yang berhak membayar dan menerima zakat ialah orang muslim.
صدقة تؤخذ من أغنيائهم فترد على فقرائهم
“Sedekah yang diambil dari orang kaya mereka (Muslimin), kemudian diberikan kepada orang faqir mereka (Muslimin). (HR al-Bukhari dan Muslim).”
Pendapat kedua, mengatakan boleh memberikan zakat (baik itu fitrah ataupun zakat harta) kepada nonmuslim. Pendapat ini dikatakan oleh Imam Ibnu Sirin dan Al-Zuhri,. Alasannya memberikan zakat kepada nonmuslim yang fakir termasuk mendatangkan kebaikan kepada mereka. Menyebarkan kebaikan dalam Islam tidak termasuk yang terlarang dalam syariat.
Sementara itu, Imam Abu Hanifah hanya membolehkan memberikan zakat fitri kepada nonmuslim, sedangkan memberikan zakat harta, maka hukumnya tidak boleh. Penjelasan lengkap tersebut ada dalam kitab Al-Majmu, karya Imam al-Nawawi yang menyebutkan dengan lengkap perbedaan para ulama mengenai masalah ini.
قال ابن المنذر: أجمع كل من نحفظ عنه من أهل العلم أن الذمى لا يعطى من زكاة الأموال شيئا، واختلفوا فى زكاة الفطر فجوزها أبو حنيفة، وعن عمرو بن ميمون وغيره أنهم كانوا يعطون منها الرهبان، وقال مالك والليث وأحمد وأبو ثور لا يعطون، ونقل صاحب البيان عن ابن سيرين والزهرى جواز صرف الزكاة إلى الكفار.
Ibnu Al-Munzir berkata: Ulama telah sepakat bahwa tidak boleh memberikan zakat harta kepada non-muslim. Mereka berselisih dalam zakat fitri, sedangkan Imam Abu Hanifah membolehkan. Hal ini sebagaimana telah dilakukan oleh Amr bin Maimun dan lainnya. Mereka memberikan zakat fitri kepada para pendeta. Imam Malik, Al-Laist, Ahmad dan Abu Tsaur mengatakan tidak boleh memberikan zakat fitri kepada non-muslim. Pengarang kitab Al-Bayan menukil dari imam Ibnu Sirin dan Al-Zuhri mengenai kebolehan memberikan zakat kepada non-muslim.”
Penjelasan serupa juga akan kita temui di dalam kitab Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, juz 3, halaman 310, yang menyebutkan bahwa menurut Imam Abu Hanifah, zakat yang boleh diberikan pada nonmuslim ialah zakat fitrah, sedangkan zakat harta hukumnya tidak boleh. Alasannya ketidakbolehan tersebut, karena adanya hadis Riwayat Muadz bin Jabal, yang melarang hal itu.
وهل يجوز صرفها إلى أهل الذمة؟ قال أبو حنيفة ومحمد يجوز، لقوله تعالى: (إن تبدوا الصدقات فنعما هي، وإن تخفوها وتؤتوها الفقراء، فهو خير لكم، ويكفر عنكم من سيئاتكم) من غير تفرقة بين فقير وفقير، وعموم هذا النص يقتضي جواز صرف الزكاة إليهم، إلا أنه خص منه الزكاة لحديث معاذ
”Apakah boleh memberikan zakat fitrah, kafarat dan nadzar kepada ahli dzimmah? Abu Hanifah dan Muhammad menyatakan boleh, karena firman Allah, ‘Jika kamu menampakkan sedekah(mu), Maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu’ (QS. Al-Baqarah: 271). Ayat ini tidak membedakan status agama fakir yang menerima zakat, keumuman nash ini menuntut dibolehkannya berzakat kepada nonmuslim, hanya dari dalil tersebut dikecualikan zakat mal karena haditsnya sahabat Mu’adz.”
No Responses